IMF
& OIC
MANA
YANG LEBIH BAIK UNTUK INDONESIA
NAMA : PRAMUDYANINGTYAS S.
KELAS : 202 MANAJEMEN
NIM : 13010129
1. LATAR BELAKANG
Pada
saat akhir Perang Dunia II tersebut, ekonomi cenderung mengerucut pada satu
tumpuan kekuatan, Amerika Serikat (AS). Britania Raya mengalami kebangkrutan
ekonomi akibat resesi sejak akhir abad ke-19 dengan kehilangan cadangan
emasnya. Eropa Barat hancur sebagai akibat perang dunia. Demikian juga dengan
Jepang. Dan tidak ada negara satu pun di dunia yang cukup kuat, kecuali AS. Peran
AS dalam mengatur tatanan ekonomi dunia salah satunya, International Monetary
Fund (IMF) muncul sebagai hasil dari perundingan Bretton Woods, pasca Great
Depression yang melanda dunia pada dekade 1930-an. Dan layakah IMF dijadikan tumpuan Indonesia dalam menangani krisis
ekonomi ? Atau berpaling ke Organisation of Islamic Coorperation (OIC) yang
didirikan 25 September 1969 di Rabat Maroko yang merupakan organisasi
Internasional dengan tujuan mengumpulkan Sumber daya dunia islam dalam
mengupayakan perdamaian dunia.
2.
PEMBAHASAN
A. IMF (International Monetary Fund) atau Dana Moneter
Internasional
adalah organisasi internasional yang
bertanggungjawab mengatur sistem finansial global dan menyediakan pinjaman
kepada negara anggotanya untuk membantu masalah-masalah keseimbangan neraca
keuangan masing-masing negara. Salah satu misinya adalah membantu negara-negara
yang mengalami kesulitan ekonomi yang serius, dan sebagai imbalannya, negara
tersebut diwajibkan melakukan
kebijakan-kebijakan tertentu, misalnya privatisasi badan usaha milik negara.
Dari negara-negara anggota PBB, yang tidak menjadi anggota IMF adalah Korea Utara, Kuba, Liechtenstein, Andorra, Monako, Tuvalu dan Nauru.
Dari negara-negara anggota PBB, yang tidak menjadi anggota IMF adalah Korea Utara, Kuba, Liechtenstein, Andorra, Monako, Tuvalu dan Nauru.
IMF
adalah lembaga pemberi pinjaman terbesar kepada Indonesia. Lembaga
internasional ini beranggotakan 182 negara. Kantor pusatnya terletak di
Washington.
IMF
menambahkan syarat-syarat pada pinjamannya.
Dalam
jangka pendek, umumnya IMF menekankan kebijakan-kebijakan berikut:
- Devaluasi nilai tukar uang,
- Devaluasi nilai tukar uang,
-
Unifikasi
dan peniadaan kontrol uang
-
Liberalisasi
harga
-
Peniadaan
subsidi dan control
-
Pengetatan
anggaran Negara
Dalam
jangka panjang, umumnya IMF menekankan kebijakan-kebijakan berikut:
- Liberalisasi perdagangan
- Liberalisasi perdagangan
-
Mengurangi
dan meniadakan kuota impor dan tarif;deregulasi sektor perbankan sebagai program penyesuaian sektor keuangan
-
Rivatisasi
perusahaan-perusahaan milik Negara & Lahan pertanian,
-
Mendorong
agribisnis
-
Reformasi
pajak & memperkenalkan/meningkatkan
pajak tak langsung
-
Mengelola
kemiskinan’ melalui penciptaan sasaran dana-dana sosial
Kebijakan IMF sendiri tidak selalu menuai
pijian, melainkan lebih sering mendapatkan kritikan karena dianggap kinerja IMF
hanya mementingkan pihak tertentu dan merugikan negara yang memperoleh
pinjaman, termasuk Indonesia sendiri.
B. OIC (Organisation of Islamic
Coorperation atau Organisasi Kerjasama Islam
adalah
organisasi Negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam yang
dibentuk sebagai reaksi terhadap pembakaran
mesjid Al Aqsa oleh Israel pada tanggal 21 Agustus 1969 yang
merupakan salah satu tempat suci umat Islam,
selain Mekkah dan Madinah serta bentuk penolakan terhadap
pendudukan wilayah-wilayah arab oleh Israel termasuk dalam
memperjuangkan keberadaan umat Islam pula penguasaan atas Yerussalem semenjak
tahun 1967
Secara
sistem dan hukum, hingga pemikirannya sangat mirip dengan PBB. Isu-isu gender dan hak azasi manusia yang sebenarnya sudah
lengkap dalam Islam malah mendapatkan penambahan dan pembelajaran intensif yang
sarat sekali dengan nilai barat.
Dengan
tujuan utama membantu dalam memperjuangkan kemerdekaan rakyat
Palestina memelihara
dan meningkatkan solidaritas diantara negara-negara anggota, berupaya
melenyapkan perbedaan rasial, diskriminasi, kolonialisme dalam segala bentuk, memperkuat
perjuangan umat Islam dalam melindungi martabat umat, dan hak masing-masing
negara Islam.
Namun pada perkembangannya OKI menjelma menjadi suatu organisasi yang lebih komprehensif dalam berbagai bidang; politik, ekonomi, sosial, budaya dan ilmu pengetahuan. Beberapa institusi yang telah dibangun oleh OKI seperti; Islamic Development Bank (IDB) yang berbasis di Jeddah, Arab Saudi. Selain itu juga ada Islamic Foundaton for Science, Technology and Development, The Islamic Solidarity Fund (untuk dakwah), The International Islamic News Agency, The Islamic Educational Scientific and Cultural Organization (ISESCO), yang berbasis di Rabat, Marokko, yang sejajar dengan Arab League Unesco (ALESCO) yang berbasis di Tunis, juga ada Research Center for Islamic History, Art and Culture yang berbasis di Turki.
Bukan
hanya Palestina saja, tetapi OKI juga tidak dapat menyelesaikan masalah politik
diberbagai bagian negara anggota atau daerah signifikan Muslim yang bergejolak.
Salah satu yang paling terlihat hingga sekarang adalah Kashmir dan Mindanau, Ternyata
sebagai organisasi supra-nasional terbesar ke dua setelah PBB, OKI tidak bisa
menjalankan objektif politiknya dan bahkan terkesan membiarkan.Namun pada perkembangannya OKI menjelma menjadi suatu organisasi yang lebih komprehensif dalam berbagai bidang; politik, ekonomi, sosial, budaya dan ilmu pengetahuan. Beberapa institusi yang telah dibangun oleh OKI seperti; Islamic Development Bank (IDB) yang berbasis di Jeddah, Arab Saudi. Selain itu juga ada Islamic Foundaton for Science, Technology and Development, The Islamic Solidarity Fund (untuk dakwah), The International Islamic News Agency, The Islamic Educational Scientific and Cultural Organization (ISESCO), yang berbasis di Rabat, Marokko, yang sejajar dengan Arab League Unesco (ALESCO) yang berbasis di Tunis, juga ada Research Center for Islamic History, Art and Culture yang berbasis di Turki.
Dapat dipahami dipahami pula penyebab ketidak efektifan kinarja OKI karena ada anggota yang paling menonjol diantara lainnya, Saudi Arabia sebagai negara penyumbang dana terbesar secara otomatis mendapatkan fasilitas politik terbesar. Jadi yang terkesan adalah OKI milik Saudi dan lainnya hanya numpang. Karena kadang yang paling menonjol ini juga politiknya berseberangan dengan OKI, maka sudah dapat dipastikan tujuan politik OKI tidak bisa berjalan dengan baik.
Namun, OKI juga pantas mendapatkan apresiasi atas usaha dan keberhasilan pencapaian kerja dalam meningkatkan perekonomian, kualitas sosial dan pendidikan dinegara-negara anggota dan masyarakat Muslim di dunia.
3.
KESIMPULAN
Indonesia sebagai Negara bermayoritas muslim
seharusnya mampu menerima ekonomi Islam krn berisi tuntunan dan pedoman yang
baik, Akan tetapi kenyataannya penerapan ekonomi Islam tidak semudah yang
diharapkan. Sulit menanamkan pengaruhnya
di tengah masyarakat yang telah lama terbiasa
menerima sistem ekonomi
konvensional yang menjadikan ekonomi Islam belum mampu berkembang
sebagaimana yang diharapkan,
Adapun dgn IMF sebagai lembaga keuangan penyelamat
krisis ekonomi Indonesia juga tidak layak
dijadikan solusi yang tepat karna selain harus mengembalikan hutang dengan
bunga yang besar, IMF juga turut ikut campur meberi kebijakan dengan banyak undang-undang dan peraturan pemerintah .
Dan secara tidak langsung pun Indonesia akan
dijajah secara politis. Maka dari itu pemerintahan Indonesia saat ini telah meninggalkan IMF dan
memilih untuk melakukan pinjaman ke China dengan memperbaiki syarat dan
ketentuan kontrak, serta melakukan pengawasan yang ketat dalam eksekusinya
4. REFERENSI
- Analisa dari perkuliahan DR. Surwandono, Organisasi
Islam Internasional, 16 Maret 2012