Jumat, 20 Mei 2016

Metode Mempengaruhi Perilaku Konsumen



MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN

- Konsumen adalah kelompok individual (perorangan maupun rumah tangga) yang membeli dan mengkonsumsi barang atau jasa untuk kepentingan pribadi maupun keluarganya.
- Perilaku konsumen adalah tindakan langsung terlibat dalam proses keputusan, mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa. Perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian akhir, baik individu maupun rumah tangga.

Dari definisi di atas dapat di ambil kesimpulan :
1. Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga,
2. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta  tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk,
3. Mengetahui perilaku konsumen meliputi : perilaku yang dapat diamati seperti jumlah yang di belanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa, dan bagaimana barang sudah dibeli dan dikonsumsi.

Segmentasi pasar dalam perilaku konsumen di pengaruhi oleh empat faktor  yaitu: budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Selanjutnya dari keempat faktor tersebut dapat dirinci menjadi beberapa subfaktor. Untuk faktor psikologis terdiri dari: motivasi, persepsi, belajar, kepercayaan dan sikap.

Faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen:
1. Konsumen Individu Pilihan merek dipengaruhi oleh ;
Kebutuhan konsumen, Persepsi atas karakteristik merek, dan Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.

2. Pengaruh Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh
Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan. Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi)

DARI BUJUKAN HINGGA KOMUNIKASI
Rangsangan pemasaran dari pemasar yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yaitu seluruh kegiatan pemasaran yang meliputi bujukan hingga komunikasi mengenai produk tertentu yang ditawarkan. Para pemasar dapat melakukan kegiatan yang dapat dijadikan teknik modifikasi perilaku konsumen. Berbagai teknik modifikasi yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen adalah melalui beberapa aspek pemasaran yang meliputi aspek produk, aspek harga, dan aspek promosi.
Adalah tugas perusahaan berupaya memasarkan produk mereka agar dapat dikenal oleh masyarakat luas. Menggunakan media periklanan pada media televisi merupakan langkah yang tepat mengingat pesatnya teknologi yang berkembang saat ini. Hal ini pula membuat para produsen berlomba-lomba membuat sebuah tayangan iklan sebaik mungkin agar menarik minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan
Suka Memuat...


Contoh Kasus Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Konsumen

Inilah yang selama ini dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk. , yaitu dengan memberikan sajian hangat seputar cuplikan kisah yang menyiratkan sejuta makna lebih dalam tiap penayangan iklan mereka kepada khalayak. Adapun merek-merek terkenal yang sudah menjadi produk pilihan utama bagi kebutuhan masyarakat ialah Pepsodent, Lifebuoy, Lux, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Rinso, Molto, Pond's, Blue Band, Royco, Sariwangi, Bango, Sunlight dan beragam merek primer lainnya..
Dalam setiap promosinya pun, Unilever tidak hanya mengedepankan kesan berjualannya saja, melainkan turut mengundang keterlibatan masyarakat untuk berperan serta di dalamnya.

Contohnya :

1.  Iklan Sunlight yang mengangkat tema 'Agen 1000 Sunlight'.

Sebuah iklan yang menggambarkan seorang ibu rumah tangga yang harus kerepotan saat mencuci setumpuk piring kotor usai acara arisan. Namun dengan hanya menggunakan bala bantuan sesendok Sunlight, semua masalah teratasi begitu mudahnya.
Word of Mouth/ pemasaran dari mulut ke mulut merupakan jenis pemasaran yang minim biaya dan efek pemasarannya bisa menjangkau khalayak luar. Sunlight menangkap hal ini dengan mengadakan program Agen 1000 Sunlight yaitu dengan membeli sebanyak-sebanyaknya produk sunlight dan mengajak orang lain membeli sunlight maka orang tersebut berkesempatan memenangkan total hadiah puluhan juta rupiah.
Cara ini cukup efektif di kalangan ibu-ibu yang merupakan segmen utama dari segmen yang disasar oleh program Agen 1000 Sunlight. Komunitas-komunitas yang menjadi sasaran oleh agen 1000 sunlight ini juga merupakan contact point yang efektif dalam jangkauan ibu-ibu yaitu komunitas pengajian, posyandu, ataupun komunitas senam. Seperti ada yang menggerakkan dan tanpa disuruh pun ibu-ibu dengan senang hati memasarkan produk ini. Berbeda dengan produk competitor lain yang beriklan hanya di televisi ataupun di spanduk warung-warung, Sunlight menangkap peluang dengan menjadikan konsumennya sendiri sebagai pemasar yang baik dan tentunya gratis.
Pesan produk yang disampaikan memang sangatlah sederhana, sebuah ajakan untuk menggunakan sabun cici piring dan alat rumah tangga dengan satu langkah hemat.Namun di balik iklan tersebut, Sunlight tidak hanya mengajak ibu rumah tangga menjadi ibu yang cerdas dalam urusan bersih-bersih perabot dapur, sebaliknya lebih kepada jadilah ibu yang terampil, mandiri dan memiliki kepercayaan diri untuk meningkatkan taraf dan kualitas hidupnya. Salah satunya dengan menggerakkan ibu-ibu lain untuk menggunakan produk yang sama. Selain membersihkan dapur dan ajakan hidup hemat dengan Sunlight, ibu yang sukses mengajak ibu-ibu lain beralih ke Sunlight akan mendapat reward sebagai kompensasi pemasarannya, saat itu.

2. Rinso mengusung tagline "Berani kotor itu baik”
Bukan tagline murahan yang dapat mudah dilupakan orang, tapi justru menjadi salah satu ajakan brilian agar masyarakat tidak mudah patah semangat dan harus terus belajar. Merupakan sebuah slogan yang bahkan tanpa disadari masyarakat telah menjadi satu di setiap obrolan mereka sehari-hari. Rinso membersihkan paling besih juga merupakan contoh lain dari produk sabun cuci pakaian mereka yang cukup memberi pesan positif pada masyarakat. Ajakan pada konsumen untuk tidak takut belajar meski harus berkotor-kotoran, terutama mengajak para ibu untuk mendukung kreativitas sang anak yang banyak bersinggungan dengan kotoran.
Detergen  RINSO, produk ini sudah melekat sekali di pikiran kita, dari dulu hingga sekarang namanya terus-menerus benderang, dengan segala inovasi produk yang ia berikan, membuat namanya semakin dikenal. Berlomba –lomba deterjen menampilkan kemasan, inovasi yang unik, baik di televise, maupun di media lain.
Promosi melalu televise, bukan hanya dengan cara memperkenalkan produk ini saja, tapi Rinso cair ini membuat iklan yang unik, yang menceritakan jika pakaian kita, atau anak-anak kita kotor, tak perlu khawatir untuk mencucinya karena sudah ada Rinso cair yang mempunyai daya bersih tinggi, sehingga kita tidak menghambat kreatifitas anak-anak kita.
Inovasi yang ditawarkan oleh Rinso kali ini adalah Rinso Cair, mungkin dulu kita hanya mengenal sabun colek, atau deterjen bubuk, tapi kali ini rinso menawarkan deterjen dengan bentuk cair dengan 5 kelebihan, yaitu Rinso Cair memiliki 5 kelebihan antara lain memiliki daya bersih yang tinggi, dapat masuk ke dalam serat kain terdalam sehingga dapat membersihkan noda dua kali lebih efektif dibandingkan dengan sabun bubuk dan colek, meninggalkan keharuman yang tahan lama pada pakaian, memiliki busa lebih banyak dibandingkan dengan sabun bubuk dan colek, tidak meninggalkan sisa butiran deterjensehingga hasil cuci lebih maksimal, juga lembut di tangan. .
 

Dengan demikian inovasi yang ditawarkan oleh dapat menarik minat konsumen untuk beralih ke Rinso Cair. Diihat dari STP (Segmentation Targeting Positioning), yaitu :

1.     Segmentasi dari produk ini yaitu kelas menengah dan menengah ke atas.
2.     Targeting dari produk ini yaitu dipasarkan di pasar modern, pasar tradisional,  swallayan, agen-agen, bahkan warung-warung kecil sekalipun.
3.      Positioning  produk  ini yaitu memposisikan dirinya sebagai produk yang ditujukan bagi orang yang selalu mencuci dengan jumlah banyak, sehingga dengan memakai Rinso cair ini mereka lebih mudah dalam mencuci.

Menyatukan misi promosi dan kepedulian untuk menerapkan hal positif ini tampaknya menjadi strategi utama Unilever dalam merangkul konsumen. Tak hanya sebuah keinginan agar memakai produk mereka, namun juga menanamkan nilai-nilai baik pada masyarakat yang secara tidak langsung justru menaikkan citra diri Unilever sebagai produsen melek sosial.