MEMPENGARUHI
SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN
- Konsumen
adalah kelompok individual (perorangan maupun rumah tangga) yang membeli dan
mengkonsumsi barang atau jasa untuk kepentingan pribadi maupun keluarganya.
- Perilaku konsumen adalah
tindakan langsung terlibat dalam proses keputusan, mendapatkan, mengkonsumsi,
dan menghabiskan produk dan jasa. Perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian
akhir, baik individu maupun rumah tangga.
Dari definisi di atas dapat di
ambil kesimpulan :
1. Perilaku konsumen menyoroti
perilaku individu dan rumah tangga,
2. Perilaku konsumen menyangkut
suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai,
mengkonsumsi dan menghabiskan produk,
3. Mengetahui perilaku konsumen
meliputi : perilaku yang dapat diamati seperti jumlah yang di belanjakan,
kapan, dengan siapa, oleh siapa, dan bagaimana barang sudah dibeli dan
dikonsumsi.
Segmentasi pasar dalam perilaku
konsumen di pengaruhi oleh empat faktor yaitu: budaya, sosial, pribadi, dan
psikologis. Selanjutnya dari keempat faktor tersebut dapat dirinci menjadi
beberapa subfaktor. Untuk faktor psikologis terdiri dari: motivasi, persepsi,
belajar, kepercayaan dan sikap.
Faktor
yang mempengaruhi pilihan konsumen:
1. Konsumen Individu Pilihan merek dipengaruhi oleh ;
Kebutuhan konsumen, Persepsi atas karakteristik merek,
dan Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh
demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
2. Pengaruh Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan
oleh
Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan.
Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), Grup
tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi)
DARI BUJUKAN
HINGGA KOMUNIKASI
Rangsangan pemasaran dari pemasar yang dapat mempengaruhi sikap dan
perilaku konsumen yaitu seluruh kegiatan pemasaran yang meliputi bujukan hingga
komunikasi mengenai produk tertentu yang ditawarkan. Para pemasar dapat
melakukan kegiatan yang dapat dijadikan teknik modifikasi perilaku konsumen.
Berbagai teknik modifikasi yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen
adalah melalui beberapa aspek pemasaran yang meliputi aspek produk, aspek
harga, dan aspek promosi.
Adalah tugas perusahaan berupaya memasarkan produk mereka agar dapat
dikenal oleh masyarakat luas. Menggunakan media periklanan pada media televisi
merupakan langkah yang tepat mengingat pesatnya teknologi yang berkembang saat
ini. Hal ini pula membuat para produsen berlomba-lomba membuat sebuah tayangan
iklan sebaik mungkin agar menarik minat konsumen terhadap produk yang
ditawarkan
Contoh Kasus Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Konsumen
Inilah yang selama ini dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk. ,
yaitu dengan memberikan sajian hangat seputar cuplikan kisah yang menyiratkan
sejuta makna lebih dalam tiap penayangan iklan mereka kepada khalayak. Adapun
merek-merek terkenal yang sudah menjadi produk pilihan utama bagi kebutuhan
masyarakat ialah Pepsodent, Lifebuoy, Lux, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Rinso,
Molto, Pond's, Blue Band, Royco, Sariwangi, Bango, Sunlight dan beragam merek
primer lainnya..
Dalam setiap promosinya pun, Unilever tidak hanya mengedepankan
kesan berjualannya saja, melainkan turut mengundang keterlibatan masyarakat
untuk berperan serta di dalamnya.
Contohnya
:
1. Iklan Sunlight yang
mengangkat tema 'Agen 1000 Sunlight'.
Sebuah iklan yang menggambarkan seorang ibu rumah tangga yang harus
kerepotan saat mencuci setumpuk piring kotor usai acara arisan. Namun dengan
hanya menggunakan bala bantuan sesendok Sunlight, semua masalah teratasi begitu
mudahnya.
Word of
Mouth/ pemasaran dari mulut ke mulut merupakan jenis pemasaran yang minim biaya
dan efek pemasarannya bisa menjangkau khalayak luar. Sunlight menangkap hal ini
dengan mengadakan program Agen 1000 Sunlight yaitu dengan membeli
sebanyak-sebanyaknya produk sunlight dan mengajak orang lain membeli sunlight
maka orang tersebut berkesempatan memenangkan total hadiah puluhan juta rupiah.
Cara ini
cukup efektif di kalangan ibu-ibu yang merupakan segmen utama dari segmen yang
disasar oleh program Agen 1000 Sunlight. Komunitas-komunitas yang menjadi
sasaran oleh agen 1000 sunlight ini juga merupakan contact point yang
efektif dalam jangkauan ibu-ibu yaitu komunitas pengajian, posyandu, ataupun
komunitas senam. Seperti ada yang menggerakkan dan tanpa disuruh pun ibu-ibu
dengan senang hati memasarkan produk ini. Berbeda dengan produk competitor lain
yang beriklan hanya di televisi ataupun di spanduk warung-warung, Sunlight
menangkap peluang dengan menjadikan konsumennya sendiri sebagai pemasar yang
baik dan tentunya gratis.
Pesan produk yang disampaikan memang sangatlah sederhana, sebuah
ajakan untuk menggunakan sabun cici piring dan alat rumah tangga dengan satu
langkah hemat.Namun di balik iklan tersebut, Sunlight tidak hanya mengajak ibu
rumah tangga menjadi ibu yang cerdas dalam urusan bersih-bersih perabot dapur,
sebaliknya lebih kepada jadilah ibu yang terampil, mandiri dan memiliki
kepercayaan diri untuk meningkatkan taraf dan kualitas hidupnya. Salah satunya
dengan menggerakkan ibu-ibu lain untuk menggunakan produk yang sama. Selain
membersihkan dapur dan ajakan hidup hemat dengan Sunlight, ibu yang sukses mengajak
ibu-ibu lain beralih ke Sunlight akan mendapat reward sebagai kompensasi
pemasarannya, saat itu.
2. Rinso mengusung tagline "Berani kotor itu baik”
Bukan tagline murahan yang dapat mudah dilupakan orang, tapi justru
menjadi salah satu ajakan brilian agar masyarakat tidak mudah patah semangat
dan harus terus belajar. Merupakan sebuah slogan yang bahkan tanpa disadari
masyarakat telah menjadi satu di setiap obrolan mereka sehari-hari. Rinso
membersihkan paling besih juga merupakan contoh lain dari produk sabun cuci
pakaian mereka yang cukup memberi pesan positif pada masyarakat. Ajakan pada
konsumen untuk tidak takut belajar meski harus berkotor-kotoran, terutama
mengajak para ibu untuk mendukung kreativitas sang anak yang banyak
bersinggungan dengan kotoran.
Detergen RINSO, produk ini sudah melekat sekali di
pikiran kita, dari dulu hingga sekarang namanya terus-menerus benderang, dengan
segala inovasi produk yang ia berikan, membuat namanya semakin dikenal.
Berlomba –lomba deterjen menampilkan kemasan, inovasi yang unik, baik di
televise, maupun di media lain.
Promosi
melalu televise, bukan hanya dengan cara memperkenalkan produk ini saja, tapi
Rinso cair ini membuat iklan yang unik, yang menceritakan jika pakaian kita,
atau anak-anak kita kotor, tak perlu khawatir untuk mencucinya karena sudah ada
Rinso cair yang mempunyai daya bersih tinggi, sehingga kita tidak menghambat
kreatifitas anak-anak kita.
Inovasi yang
ditawarkan oleh Rinso kali ini adalah Rinso Cair, mungkin dulu kita hanya
mengenal sabun colek, atau deterjen bubuk, tapi kali ini rinso menawarkan
deterjen dengan bentuk cair dengan 5 kelebihan, yaitu Rinso Cair memiliki 5 kelebihan antara lain memiliki daya bersih yang
tinggi, dapat masuk ke dalam serat kain terdalam sehingga dapat membersihkan noda
dua kali lebih efektif dibandingkan dengan sabun bubuk dan colek, meninggalkan
keharuman yang tahan lama pada pakaian, memiliki busa lebih banyak dibandingkan
dengan sabun bubuk dan colek, tidak meninggalkan sisa butiran deterjensehingga
hasil cuci lebih maksimal, juga lembut di tangan. .
Dengan
demikian inovasi yang ditawarkan oleh dapat menarik minat konsumen untuk
beralih ke Rinso Cair. Diihat dari STP (Segmentation Targeting Positioning),
yaitu :
1. Segmentasi dari produk ini yaitu kelas
menengah dan menengah ke atas.
2. Targeting dari produk ini yaitu
dipasarkan di pasar modern, pasar tradisional, swallayan, agen-agen, bahkan warung-warung
kecil sekalipun.
3. Positioning produk ini yaitu memposisikan
dirinya sebagai produk yang ditujukan bagi orang yang selalu mencuci dengan
jumlah banyak, sehingga dengan memakai Rinso cair ini mereka lebih mudah dalam
mencuci.
Menyatukan misi promosi dan kepedulian untuk menerapkan hal positif
ini tampaknya menjadi strategi utama Unilever dalam merangkul konsumen. Tak
hanya sebuah keinginan agar memakai produk mereka, namun juga menanamkan
nilai-nilai baik pada masyarakat yang secara tidak langsung justru menaikkan
citra diri Unilever sebagai produsen melek sosial.